Kebenaran Mutlak dan Kebenaran Relatif

Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang sifatnya sudah tidak dapat di ganggu gugat atau kebenaran yang sejati , sesuatu yang dapat melihat dan membuktikan keseluruhan dari kenyataan tersebut secara objektif serta apa adanya. Kebenaran mutlak tersebut hanya ada satu saja dan merupakan suatu pacuan dan batas  standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran sementara. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal yang berlaku bagi semua orang, tanpa terkecuali, bersifat kekal dalam lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, dan tidak berganti , serta integral yang tidak ada konflik di dalamnya dan tanpa ada kesalahahan sedikitpun didalamnya. Hal inilah yang dapat kita artikan bahwa sifat dari kebenaran mutlak itu sendiri adalah bermoral tinggi dan suci.
Kebenaran mutlak itu sendiri sudah dapat kita ketahui melalui hadist-hadist nabi serta dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi sudah dipastikan kebenaranya dan sifat haqiqinya. Kemudian contoh lainnya adalah mengenai keimanan kita. Kebenaran mutlak itu sendiri datangnya dari sang pencipta alam semesta dan seisinya yaitu Allah SWT. Dalam islam terdapat 6 rukun iman. Iman itu sendiri artinya adalah percaya. 6 rukun iman tersebut adalah iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari kiamat, serta iman kepada Qada dan Qadar. Jadi kita sebagai makhluk ciptaan allah kita wajib untuk beriman kepada Allah. Sebagai makhluk yang beriman kita harus memiliki ilmu yang cukup agar kita tidak disesatkan oleh pandangan yang beda.
Sedangkan kebenaran relatif atau kebenaran yang hanya bersifat sementara ini merupakan kebenaran yang diciptakan oleh manusia dan hal itu bisa saja berubah secara terus-menerus. Kebenaran ini biasanya berupa teori-teori dalam kehidupan yang bersumber dari gagasan manusia yang biasanya dilakukan oleh seorang ilmuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bisa membuktikannya. Namun hal ini tidak cukup untuk dikatakan sebagai kebenaran yang haqiqi karena setiap ilmuan yang baru mereka bisa saja menciptakannya dengan teori-teori yang berbeda. Kemudian kebenaran ini juga dapat kita temukan dalam keseharian kita dalam hal pembelajaran. Ilmu pengetahuan adalah salah satu contoh kebenaran yang bersifat relatif karena disetiap isinya ilmu tersebut berasal dari pikiran atau pendapat manusia dan para ilmuwan. Akan tetapi kita tidak boleh berburuk sangka dengan kebenaran yang bersifat relatif ini. Kita harus tetap mentolerasi mengenai kebenaran yang hanya bersifat sementara ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAKARAN DAN TIMBANGAN

HALALAN DAN TAYYIBAH