BISNIS DALAM ISLAM
Berbicara soal bisnis, siapa sih orang yang tidak
akan tergiur dengan keuntungan yang melimpah hanya dengan cara – cara sederhana
yang sangat mudah untuk dilakukan. Misalnya dengan memainkan gadget saja di
zaman sekarang ini sudah bisa menghasilkan jutaan rupiah bahkan milyaran.
Bisnis banyak dilakukan oleh berbagai kalangan
dari anak sekolahan sampai orangtua. Bisnisnya pun beragam, ada kuliner,
fashion, jasa, pendidikan dan masih banyak lagi. Bisnis mereka pun dengan latar
belakang yang berbeda – beda. Ada yang menjadikan bisnis sebagai penghasilan utamanya,
ada yang berbisnis karena memang hobi, ada bisnis yang muncul karena
memanfaatkan barang – barang yang bagi sebagian orang sudah tidak bermanfaat
tetapi ia modifikasi sehingga barang tersebut memiliki nilai jual dan masih
banyak lagi. Dengan menerapkan prinsip ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) atau ATP
(Amati Tiru Plek) siapapun bisa menjadi pengusaha.
Secara etimologis bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Banyak
dari kita berpikir bahwa bisnis itu adalah bagaimana kita mendapatkan
laba/keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil – kecilnya.
Namun dalam pandangan islam bukan seperti itu, kita boleh mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya tetapi tujuan kita harus tetap satu yaitu menggapai
keridhanNya. Untuk apa kita kaya? Bisnis kita sukses? Finansial kita lancar
karena bisnis yang kita jalani? Tetapi Allah tidak ridha dengan itu.
Hal
pertama yang harus kita perhatikan dalam dalam melakukan bisnis adalah niat.
Sebagaimana dalam hadits arba’in yang pertama إنَّمَاالأَعْمَالُ بِاانِّيَاتِ
“Sesungguhnya segala perbuatan itu berlandaskan niat..” Ketika niatnya hanya
untuk mendapatkan profit yang tinggi ya itulah yang kita dapatkan nantinya,
hanya sekadar profi saja. Tetapi ketika kita niatkan dengan bisnis kita Allah
ridha dengannya, membuat kita semakin bersyukur dan mendekat padaNya maka insya
Allah kita akan mendapatkannya.
Hal yang kedua adalah bermanfaat, bagaimana bisnis yang kita
jalani ini bukan hanya sekadar bermanfaat bagi diri kita sendiri namun bagi
oranglain. Dengan bisnis kita orang – orang semakin mudah melakukan
aktivitasnya, dengan bisnis kita orang – orang semakin dekat dengan Allah. Ada
kutipan perkataan dari seorang motivator Edvan M Kautsar dalam bukunya Be a Passionpreneur
“Semakin bermanfaat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi nilainya di
hadapan Tuhan dan manusia.”
Hal yang ketiga adalah sistemnya, bagaimana bisnis yang kita
jalani ini bersih dari hal-hal yang dilarang dalam syariat. Sistem keuangan
kita terhindar dari riba, barang – barang yang kita perjualbelikan terbebas
dari ihtikar dan gharar. Dimana ihtikar adalah penimbunan barang, ketika
permintaan naik kita menimbun barang tersebut dan ketika di pasaran barang
tersebut langka kita menjual barang tersebut dengan harga yang tinggi, itu
dilarang dalam islam. Dan gharar adalah ketidakjelasan, barang yang kita
perjualbelikan harus jelas kepemilikannya dan akadnya pun harus jelas apakah
sebagai pinjaman, pemberian atau yang lainnya.
Rasulullah adalah seorang pengusaha muslim yang kaya raya beliau
mengajarkan umatnya untuk menjadi muslim mandiri yang kaya, namun jangan sampai
kita salah mengartikan kaya yang dimaksud, jangan sampai kita menjadikan segala
cara dihalalkan hanya untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa prinsip dalam
bisnis yang Rasulullah terapkan.
1. Jujur dalam berbisnis
Kejujuran adalah kunci utama dalam berbisnis, karena kejujurannya
Rasulullah mendapat gelar Al – Amin yang memiliki arti terpercaya. Jelaskan apa
adanya keadaan barang yang kita jual.
2. Menghormati pelanggan
Rasulullah memperlakukan pelanggan layaknya saudara yang kita
memiliki tanggungjawab untuk membantunya. Inti bisnis yang sesungguhnya adalah
kegiatan di mana kita membantu seseorang dalam memecahkan masalahnya.
3. Menepati janji
Dalam melayani pelanggan kita harus menepati janji, seperti ketika
kita membuat deadline pembayaran, sudah seharusnya kita menepatinya sesuai
dengan kesepakatan antara kedua pihak
4. Hanya menjual produk yang berkualitas
Barang yang kita jual adalah barang yang memang layak untuk dijual
jangan sampai kita menjual barang yang rusak atau cacat sehingga menimbulkan
kerugian bagi pelanggan kita.
5. Tidak menjelek – jelekkan pesaing
Pesaing dalam dunia bisnis adalah hal yang wajar, ingatlah Allah
telah mengatur rezeki setiap hambaNya. Karena pada hakikatnya prinsip bisnis
adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan bukan menjatuhkan pesaing.
6. Jangan sampai bisnis mengganggu aktivitas Ibadah
Bisnis bukanlah semata – mata yang harus dikejar. Ada banyak orang
yang melupakan shalat dan bahkan lupa membayar zakat karena sibuk dalam
bisnisnya. Justru hal terpenting adalah bagaimana Allah ridha atas apa yang
kita kerjakan.
Untuk itu marilah kita menjadi pembisnis muslim yang senantiasa
menerapkan sunah – sunahNya dan semoga bisnis yang kita jalani terhindar dari apa
yang dilarang dalam syariat.
Komentar
Posting Komentar